Minggu, 28 November 2010

Prakata


Syalom…
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas rahmat dan anugerahnya blog ini dapat selesai dengan tepat waktu dan dapat dipublikasikan kepada khalayak ramai. Adapun tujuan dari blog ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teologi Philosophy. Tim yang bekerja dalam blog ini adalah kelompok 4, yaitu: Nonic Monica Ayu, Novita Juwita Sari, Paskalis Fofid Rahangiar, Perhatian Ndruru, Priska Ayu, Ririn Ayu Ningrum, Ronald Renaldy R, Sherly Talarima, Theo Christian, Wira Franzdes Simarmata, WIra Rombe.
Filsafat merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Filsafat menentukan jaman dan pola pikir manusia. Dalam filsafat, bumi dibagi menjadi dua bagian yaitu barat dan timur. Dalam kesempatan ini kami akan membahas salah satu filsuf dari timur yang cukup terpandang di jamannya dan mempengaruhi banyak orang yaitu Lao Tzu. Lao Tzu (Tionghoa: 老子, pinyin: Lǎo Zǐ) merupakan ahli filsafat yang terpopuler dan juga merupakan pendiri Taoisme (Tionghua: 道教 atau 道家) kini. Riwayat hidupnya tidak banyak terdapat dalam catatan historis, tetapi kewujudannya terbukti dalam catatan historis Tiongkok, Shiji.
Menurut kitab Shiji[1], Lǎo Zǐ memiliki nama asli Lier (李耳; pinyin: LĭĚr), nama sopannya Boyang (伯阳) dan nama almarhum kehormatannya Dan (). Terdapat segolongan sarjana mengatakan Boyang dan Dan adalah nama sopannya[2]. Lǎo Zǐ (570-470 SM)[3], dilahirkan di Provinsi Ku(), Chuguo (楚国), sekarang dikenali Provinsi Henan. Ia merupakan ketua pustakawan Chuguo pada zaman dinasti Zhou, di mana pada masa jabatannya, ia banyak mendapat manfaat dengan membaca kitab-kitab serta catatan-catatan historis, sehingga ia mencapai keluasan wawasan.
Kemasyhuran Lǎo Zǐ luas tersebar sehingga kepada Kong Hu Cu. Menurut catatan Zhuangzi, Kong Hu Cu pernah berjumpa dengan Laozi untuk meminta pengajaran akan kesopanan[4]. Terdapat lukisan-lukisan berdasarkan kisah ini. Berdasarkan catatan ini, diperkirakan bahwa Kong Hu Cu berumur lebih muda kurang lebih 20 tahun daripada Lǎo Zǐ[5]. Menurut rujukan Zhuangzi[6], Kong Hu Cu pertama kali berjumpa dengan Lǎo Zǐ pada usia 17 dan kemudian pada usia 34, dan perjumpaan ketiga kalinya di Xiangyi (相邑) serta semasa berusia 51 dan 66.
Pada waktu keruntuhan Dinasti Zhou, Lǎo Zǐ meletakkan jabatan dan meninggalkan negerinya dengan koaknya. Ketika ia tiba di Kastam Hangu (函谷关), Guan Yixi (关尹喜) memintanya meninggalkan filsafat dalam bentuk tulisan. Atas permintaan ini, ia menciptakan dua karya yang berjudul Dao dan De sebelum meninggalkan Chuguo. Kedua kitab tersebut digabungkan dan diperkenalkan sebagai Daode Jing yang berisikan 5000 huruf Tionghua dalam 81 bab.
Kami berterimakasih kepada dosen yang mengajar mata kuliah ini yaitu Bpk. Ferry Yang Ph D yang telah memberikan banyak hal kepada kami selama kurang lebih satu semester. Semoga beliau tetap diberi kekuatan dalam mengajar dan melayani. Kami menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan blog ini, atas segala kekurangannya kami minta maaf. Kami juga menerima saran yang mendukung demi kemajuan pendidikan.Kami berharap blog ini dapat berguna bagi yang membaca dan dapat menambah pemahaman tentang filsafat dan teologi. Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar