Minggu, 28 November 2010

Lao Tzu, The Purpose Of Life


Lao Tze adalah salah seorang filsuf dari negeri China, yang terkenal dengan ajarannya yaitu mengenai Daoism. Agama Dao memiliki doktrin mistis yang berisikan kepercayaan untuk menjadi dewa, agama ini lebih bersifat kemanusiaan, dan berpotensi memenuhi keperluan rohaniah manusia. Dalam agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun. kitab-kitab Dao de Jing dan Zhuangzi menjadi kitab suci dalam agama Dao.
"Dao"  yang berarti tidak berbentuk, tidak terlihat, tapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala benda-benda yang ada di alam semesta. Dao yang berwujud dalam bentuk benda hidup dan kebendaan lainnya adalah De. Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme yang merupakan landasan kealamian Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat lembut seperti air, dan bersifat abadi. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang mencapai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan menjadi dewa Yin dan Yang, Yinyang saling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau kekuatan. Kekuatan tersebut bersumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di alam semesta yang berupa benda hidup ataupun benda mati mengandung Yinyang yang saling melengkapi untuk mencapai keseimbangan.
Menurut pandangan Taoisme, hidup manusia sudah digariskan oleh ‘langit’. Manusia sudah memiliki jalannya masing-masing. Yang harus dilakukan manusia hanya meneliti jalan itu dan mengikuti jejak itu tanpa coba memaksakan pandangannya yang sempit, serta tanpa kehendak ingin menyelewengkan diri dari yang alamiah demi keuntungan pribadi. Sikap semacam itulah yang disebut dengan Wu Wei, yang artinya tidak mencampuri. Wu-wei dapat juga diartikan ‘tidak berkeinginan’. Manusia dalam pandangan Taoisme, harus menghilangkan keinginannya, dan mengikuti jalannya proses alam tanpa mencampuri proses itu.
Menurut Taoisme, apabila manusia menjadi sombong dan melakukan hal di luar kemampuannya, maka suatu saat dia akan mendapat celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita. Karena itu, seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan memilih mengundurkan diri dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk tidak menonjolkan dirinya. Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai ketentraman batin. Hal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap harta tersebut. Apabila harta dibuang namun masih ada kemelekatan terhadap harta tersebut, maka sia-sia saja. Karena itu buanglah kemelekatan terhadap harta dari diri manusia, dan harta benda harus digunakan untuk kepentingan sosial. Dengan demikian manusia tidak akan merasakan penderitaan akibat kehilangan harta.
Jika manusia telah berhasil mengikuti jalan Dao, maka ia tidak perlu takut akan kematian. Kematian adalah sebuah proses alam dan manusia tidak dapat melawan alam, oleh karena itu manusia tidak perlu takut atau cemas terhadap kematian. Kematian hanya mengembalikan manusia kepada Dao.
Jadi dalam Taoisme berdasarkan pengajaran filosofi dari Lao Zi manyatakan secara jelas bahwa tujuan dari kehidupan di dunia ini ialah hidup dalam keabadian berdasarkan pola Dao, yaitu hidup dengan ketenangan dan alamiah. Setiap orang yang mau hidup dalam keabadian maka ia harus hidup bersahabat dengan alam, mengikuti jalan hidupnya dan tidak memaksakan diri di luar dari kemampuannya.
Ajaran Dao juga memiliki pengertian the way to the sage atau jalan suci yaitu jalan menuju ke surga (heaven). Lao Tze pun mengatakan bahwa segala sesuatu yang natural itu jauh lebih baik, sehingga manusia harus mengikuti alam ini tanpa memanipulasi segala sesuatu yang telah ada secara natural.
Tujuan hidup dari seseorang menurut ajaran beliau ialah bahwa seseorang hidup untuk mencapai keabadian yaitu melalui jalan suci yang ia katakan (the way to the sage) atau Dao itu sendiri, sehingga setiap manusia yang hidup di alam ini harus mencapai jalan suci tersebut (heaven). Dalam ajarannya, ia mengatakan bahwa surga atau heaven (menurut ajarannya) yang mengatur hidup dan kehidupan yang terjadi didalam dunia ini atau dapat dikatakan sebagai mandat dari surga.
 Namun dari ajarannya mengenai tujuan hidup seseorang, dimana harus mencapai keabadian melalui jalan menuju ke surga (the way of heaven), ia juga mengatakan dalam ajarannya bahwa tidak ada satu orang pun yang dapat mengerti jalan menuju ke surga untuk mencapai keabadian tersebut (the way of heaven). Jika kita melihat dari sudut pandang teologi mengenai ajaran Lao Tze tentang tujuan hidup, dapat dikatakan hampir sama. Para pengikut Lao Tze diajarkan bahwa manusia hidup harus mencapai keabadian atau kesempurnaan melalui jalan menuju ke surga, sedangkan kita sebagai orang Kristiani memiliki tujuan hidup di bumi ini untuk memuliakan Allah, yang mana pada akhirnya kita pun juga akan beroleh kehidupan yang kekal atau dapat dikatakan kesempurnaan/ keabadian. Namun yang menjadi perbedaan dari keduanya ialah dimana ajaran Lao Tze mengatakan bahwa tidak ada satu pun yang dapat mengetahui jalan menuju ke surga untuk mencapai suatu kehidupan yang abadi, sedangkan didalam Kekristenan, jelas dikatakan dalam Yohanes 14:6, bahwa “Akulah jalan dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”, sehingga kita semua umat Kristen didunia pun tahu bahwa hanya melalui Yesuslah kita dapat mencapai kehidupan yang kekal tersebut (heaven), hanya percaya dengan iman bahwa Yesus Kristus adalah sang Juruselamat dunia, yang telah rela mati di kayu salib untuk menebus dosa setiap manusia maka setiap orang yang percaya akan memperoleh kehidupan yang kekal (Yoh 3:16).
Pada dasarnya ajaran Lao Tze adalah baik, ia mengatakan bahwa hidup dan kehidupan ini telah diatur oleh surga dan kita sebagai manusia memiliki tujuan hidup untuk mencapai keabadian melalui jalan suci. Manusia tidak boleh merusak apa yang telah dimandatkan dari surga kepada dunia, jadi manusia harus ikut secara natural. Namun yang kurang dari pengajaran ini ialah Lao Tze mengatakan bahwa tidak ada satu pun yang dapat mengerti jalan ke surga itu, sedangkan kita sebagai orang Kristen telah menemukan jawabannya, yaitu hanya melalui Yesus Kristuslah kita dapat mencapai jalan ke surga menuju kehidupan yang abadi.

1 komentar: